DutaIslamCom - KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri NU) dan Imam Abu Hasan Al Asy'ari (Aqidah Asy'ariyyah) punya sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW: Mohon bagi warga Aswaja atau NU untuk memahami sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin". Baca: Jawaban Bagi Yang Ngaku NU Tapi Suka Nyerang Kiai, NU dan Bela Haters NU 1. KH Hasyim Asy'ari merupakan ulama besar Nusantara yang mendirikan organisasi masyarakat (ormas) Islam Nahdlatul Ulama (NU). Bagaimana sanad keilmuan beliau Silsilah sanad keilmuan KH Hasyim Asy'ari ( Pahlawan Nasional & Pendiri NU ) sampai Rasulullah.yuk kita simak videonya! KH Hasyim Asy'ari merupakan ulama Indonesia yang pada abad kedua puluh terkenal dengan pengajian kitab Shahih al-Bukharinya. Di pesantren Tebuireng, Jombang, setidaknya setiap bulan puasa diadakan pengajian kitab ini hingga khatam. Beliau adalah murid seorang ulama Nusantara terkemuka yang dikenal sebagai ahli fikih dan ahli hadis, yaitu Sebaliknya Kiai Hasyim juga memanggil KH Ahmad Dahlan dengan panggilan akrab Mas Darwis. Konon, keduanya juga tinggal sekamar. Selama kurang lebih dua tahun kedua santri ini mengabdi dan belajar agama pada Kiyai Sholeh Darat dan Darwis mendapat nama yang sampai sekarang dikenal semua orang yaitu Ahmad Dahlan. Hasyim Asy'ari itu menjadi bukti tak terbantahkan betapa ia memang merupakan seorang ulama sam mujtahid yang telah banyak mengahasilkan berbagai warisan tak ternilai, baik dari segi keilmuan maupun dari segi keorganisasian seperti halnya NU. HasyimAsy'ari. "Program Ngaji virtual Mahakarya KH. Hasyim Asy'ari ini merupakan salah satu upaya untuk menyambungkan sanad keilmuan sekaligus bentuk penghormatan terbaik kepada beliau, Mbah KH. Hasyim Asy'ari." Tegas Ketua Aswaja Centre Unwahas. (@iku'_85) O Dari kedua Wali inilah, dua tokoh besar bangsa Indonesia, Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy'ari memiliki sanad perjuangan menegakkan Islam di bumi Nusantara. Materi Terkait Bencana sebagai Cermin Kehidupan: Introspeksi atas Kesalahan Manusia Zuhairi Misrawi dalam Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari: Moderasi, Keumatan, Kebangsaan (2010) merupakan salah satu pemilik sanad Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Ini menunjukkan bahwa KH Hasyim Asy'ari telah hafal ribuan hadits yang diperoleh dari guru-gurunya dengan sanad keilmuan yang jelas. KH Hasyim Asy'ari merupakan sosok yang sangat dihormati kawan dan koleganya berkat keilmuan dan akhlak beliau. Bahkan sebagai gambaran tentang bagaimana keilmuan beliau sangat diakui, gurunya KH Hasyim Asy'ari yaitu Kyai Khalil Bangkalan pun menunjukkan rasa hormat serta kekagumannya dengan mengikuti pengajuan KH Hasyim Asy'ari. Perihal Kiai Hasyim Asy'ari yang telah hafal ribuan hadits ini ditegaskan oleh Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh (2019). Bahkan menurut Kiai Ubaidullah, kealiman Kiai Hasyim Asy'ari mendekati tingakatan seorang mujtahid. Berikutini adalah sanad kitab Shahih Muslim ini dari KH Hasyim Asy'ari sampai pada penulis kitab: 1. KH Hasyim Asy'ari 2. Dari Syaikh Mahfud Termas. 3. Dari Syaikh Muhammad Abu Bakar Syatha Al-Makki. 4. Dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan 5. Dari Syaikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi 6. Penerus. K.H. A. Wahab Hasbullah. K. H. Muhammad Hasyim Asy'ari atau yang lebih dikenal dengan nama K.H. Hasyim Asy'ari adalah seorang ulama besar bergelar pahlawan nasional dan merupakan pendiri sekaligus Rais Akbar (pimpinan tertinggi pertama) organisasi Nahdlatul Ulama . KH. Mohammad Hasyim Asy'ari lahir pada 14 Februari 1871 (24 Dzulqo'dah 1287H). Kiyai Hasyim adalah putra ketiga dari 11 bersaudara dari pasangan KH. Asy'ari pemimpin Pesantren Keras, Jombang dan Nyai Halimah. Dari Nasab Ayahnya, KH. Hasyim Asy'ari memiliki garis keturunan sampai dengan Rasulullah. Berikut ini nasab Kiyai Hasyim dari jalur Demikan adalah sanad keilmuan hadis KH. Hasyim Asy'ari yang patut kita tahu, karena jumlah muhadist di Nusantara tidak sebanyak bidang keilmuan agama lain, seperti fikih, kalam, tasawuf, Al Quran, dan ilmu alat. Wallaua'lam. *Penulis adalah Tim Pusat Kajian Pemikiran KH. Hasyim Asy'ari. Ya8c. - KH Hasyim Asy'ari adalah sosok di balik nama besar Pondok Pesantren Tebuireng, begitu pula dengan Nahdlatul Ulama NU, yang merupakan ormas terbesar di Indonesia. KH Hasyim Asy'ari juga sering disebut sebagai pejuang dan pembaru karena kontribusinya tidak hanya untuk Islam, tetapi juga untuk Indonesia. Seperti diketahui, beliau adalah pahlawan nasional yang menjadi tokoh penting dalam gerakan 10 November di lama ini, nama KH Hasyim Asy'ari menjadi sorotan lantaran hilang dari Kamus Sejarah Jilid I yang disusun Kementerian Pendidikan Kebudayaan Kemendikbud. Lantas, bagaimana sebenarnya asal-usul KH Hasyim Asy'ari dan perjuangannya untuk Indonesia? Berikut biografi KH Hasyim Asy'ari untuk Anda juga Kekhalifahan Bani Umayyah Masa Keemasan dan Akhir Kekuasaan Silsilah keluarga KH Hasyim Asy'ari lahir di Gedang, Kabupaten Jombang, pada 14 Februari 1871. Beliau adalah putra ketiga dari 11 bersaudara, anak dari pasangan Kiai Asy'ari dan Nyai Halimah. KH Hasyim Asy'ari merupakan campuran dua darah atau trah, yaitu darah biru ningrat, priyayi, keraton, dan darah putih kalangan tokoh agama, kiai, santri. Namanya tidak dapat dipisahkan dari riwayat Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak. KH. HASYIM ASY’ARI, SANG PEMILIK SANAD KITAB SHOHIH BUKHORI & MUSLIMPendiri Nahdlatul Ulama KH Muhammad Hasyim Asy’ari dijelaskan dalam buku Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi, Keumatan, Kebangsaan Zuhairi Misrawi, 2010 merupakan pemilik sanad Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Shahih ini menunjukkan bahwa KH Hasyim Asy’ari telah hafal ribuan hadits yang diperoleh dari guru-gurunya dengan sanad keilmuan yang jelas. Geneologi atau sanad sebuah kitab tidak bisa diijazahkan kepada seseorang yang tidak menguasai dan memahami kitab tersebut melalui sistem pengajaran dari guru-guru pemegang sanad di bidang hadits juga diakui oleh gurunya sendiri di Nusantara, KH Cholil Bangkalan. Bahkan Mbah Cholil tidak segan-segan berguru tentang ilmu hadits kepada Kiai Hasyim Asy’ari. Menurut riwayat, saat mengajar ngaji kitab hadits, Kiai Hasyim Asy’ari belakangan baru tahu bahwa di tengah barisan santrinya terdapat Mbah Cholil sedang ikut pengajian kitab hadits tersebut selesai, seluruh santri beranjak, begitu juga dengan Mbah Cholil Bangkalan. Pemandangan bersahaja dan tawadhu terlihat, yakni ketika Mbah Cholil hendak meraih sandalnya. Namun, Kiai Hasyim Asy’ari berhasil mendahului untuk meraih sandal gurunya tersebut. Kemudian, ia memakaikannya pada kedua telapak kaki Mbah Cholil Kiai Hasyim Asy’ari yang telah hafal ribuan hadits ini ditegaskan oleh Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh 2019. Bahkan menurut Kiai Ubaidullah, kealiman Kiai Hasyim Asy’ari mendekati tingakatan seorang dapat dikatakan ialah orang yang -dengan ilmunya yang tinggi dan lengkap- telah mampu menggali dan menyimpulkan hukum-hukum Islam dari sumber-sumbernya yang asli seperti Al-Qur’an dan hafal ribuan hadits dan kealimannya mendekati level mujtahid, Kiai Hasyim Asy’ari masih memberikan ruang musyawarah dengan kiai-kiai di Jawa dan Madura seperti misalnya saat mencetuskan Fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 dalam rangka melawan agresi militer Belanda Ubdaidullah pun tidak bisa membayangkan, Mbah Hasyim Asy’ari rahimahullah yang hafal beribu-ribu hadits, kealimannya mendekati mujtahid, tetapi untuk mengumumkan Resolusi Jihad yang telah beliau tulis masih mengundang ulama se-Jawa dan Madura. Hal ini merupakan teladan dan bentuk sikap tawadhu’ karena konteks perjuangan saat itu membutuhkan gagasan, pikiran, dan perjuangan seluruh elemen ayah KH Wahid Hasyim tersebut justru berbanding terbalik dengan sebagian orang, baik pada zaman Kiai Hasyim Asy’ari hidup hingga zaman sekarang yang dengan mudahnya menuduh syirik, sesat, bid’ah, dan kafir terhadap sebuah amalan ibadah. Padahal, mereka hanya membaca hadits terjemahan, bahkan mereka tidak segan-segan mengobral fatwa dengan hanya bermodal hafal beberapa sanad kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang dipegang oleh KH Hasyim Asy’ari ini, Ahmad Nur Kholis 2017 dalam artikel Sanad Kitab Shahih Bukhari KH Hasyim Asy’ari dan Sanad Kitab Shahih Muslim KH Hasyim Asy’ari berhasil mengungkap urutan sanad tersebut dari kitab Kitab Kifayatul Mustafid lima ala minal Asanid karya Syekh Mahfudh Termas, salah seorang guru Kiai Hasyim Asy’ari. Berikut urutan sanad yang dimaksudSanad Kitab Shahih BukhariSanad Kitab Shahih Bukhari, dari KH Hasyim Asy’ari melalui jalur Syekh Mahfud Termas sampai kepada penulis hadits, yakni Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari yang terdiri dari jalur pertama dan keduaJalur pertama1. KH Hasyim Asy’ari2. Dari Syaikh Mahfud Dari Syaikh Muhammad Abu Bakar Syatha Dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan5. Dari Syaikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi6. Dari Syaikh Muhammad bin Ali As-Syinwani7. Dari Syaikh Isa bin Ahmad Al-Barawi8. Dari Syaikh Muhammad Ad-Dafri9. Dari Syaikh Salim bin Abdillah Al-Bashri10. Dari ayahnya Abdillah bin Salim Al-Bashri11. Dari Syaikh Muhammad bin Alaudin Al-Babili12. Dari Syaikh Salim bin Muhammad As-Sanhuri13. Dari Najm Muhammad bin Ahmad Al-Ghaytho14. Dari Syaikh Al-Islam Zakariya bin Muhammad Al-Anshari15. Dari Al-Hafidh Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani16. Dari Ibrahim bin Ahmad At-Tanukhi17. Dari Abil Abbas Ahmad bin Thalib Al-Hajar18. Dari Husain bin Mubarak Az-Zabidi Al-Hambali19. Dari Abil Waqt Abdil Awwal bin Isa As-Sijzi20. Dari Abil Hasan Abdul Rahman bin Mudzaffar bin Dawud Ad-Dawudi21. Dari Abi Muhammad Abdullah bin Ahmad As-Srakhsi22. Dari Abi Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Mathar Al-Firabri23. Dari Penyusunnya orang yang menghimpun hadits, yakni Al-Imam Al-Hafid Al-Hujjah Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim Al-BukhariJalur kedua1. KH Hasyim Asy’ari2. Dari Syaikh Mahfudz Termas3. Dari Sayyid Husain Al-Habsyi4. Dari Ayahnya Muhammad Husain Al-Habsyi5. Dari Umar bin Abdul Karim Al-Attar6. Dari Sayyid Ali bin Abdil Bar Al-Wina’i7. Dari Abdil Qadir bin Ahmad bin Muhammad Al-Andalusi8. Dari Muhammad bin Abdillah Al-Idirsi9. Dari Al-Quthb Muhammad bin Alauddin An-Nahruwali10. Dari ayahnya11. Dari Abil Futuh Ahmad bin Abdillah At-Thawusi12. Dari Baba Yusuf Al-Hirawi13. Dari Muhammad bin Syadzikhat Al-Farghani14. Dai Abi Luqman Yahya bin Ammar Al-Khuttalani15. Dari Muhammad bin Yusuf Al-Farbary16. Dari Imam Muhammad bin Ismail Al-BukhariSanad Kitab Shahih MuslimBerikut ini adalah sanad kitab Shahih Muslim ini dari KH Hasyim Asy’ari sampai pada penulis kitab1. KH Hasyim Asy’ari2. Dari Syaikh Mahfud Dari Syaikh Muhammad Abu Bakar Syatha Dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan5. Dari Syaikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi6. Dari Syaikh Muhammad bin Ali As-Syinwani7. Dari Syaikh Isa bin Ahmad Al-Barawi8. Dari Syaikh Ahmad bin Abdil Fattah Al-Malawi9. Dari Syaikh Ibrahim bin Hasan Al-Kurdi10. Dari Syaikh Ahmad Muhammad Al-Qasyasyi11. Dari Syaikh As-Syams Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli12. Dari Syaikh Zain Zakariya Muhammad Al-Anshari13. Dari Syaikh Abdirrahim bin Al-Furath14. Dari Syaikh Mahmud bin Khalafiyah Ad-Dimasyqi15. Dari Al-Hafidh Abdil Mu’min bin Khalaf Ad-Dimyati16. Dari Syaikh ABil Hasan Al-Muayyad bin Muhammad at-Thusi17. Dari Syaikh Abi Abdillah Muhammad bin Fadhil Al-Farawi18. Dari Syaikh Abdil Ghafir bin Muhammad Al-Farisi19. Dari Syaikh Abi Ahmad Muhammad Al-Juludi20. Dari Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan An-Naisaburi21. Dari Imam Al-Hafidh Abil Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi Guru kh hasyim asyari. Foto istimewa - KH. Hasyim Asy'ari Pendiri NU dan Imam Abu Hasan Al Asy'ari Aqidah Asy'ariyyah punya sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW Mohon bagi warga Aswaja atau NU untuk memahami sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin". Baca Jawaban Bagi Yang Ngaku NU Tapi Suka Nyerang Kiai, NU dan Bela Haters NU 1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rasulullah SAW 2. Al Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Karramallaahu Wajhahu" 3. Muhammad Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far 4. Al Imam Wasil bin Atho’ 5. Al Imam Amr bin Ubaid 6. Al Imam Ibrohim Annadhom 7. Al Imam Abu Huzail Al-Alaq 8. Al Imam Abu Hasi Adzuba’i 9. Al Imam Abu Ali Adzuba’i 10. Al Imam Abu Hasan Ala’asyariy Pendiri Faham “Ahlusunnah Wal Jama'ah” Aswaja 234 Karangannya Kitab Maqolatul Islamiyin, Al Ibanah, Al Risalah, Al-Luma’, dll 11. Al Imam Abu Abdillah Al Bahily 12. Al Imam Abu Bakar Al Baqilany, karangannya Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll. 13. Al Imam Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba’in, Al kafiyah, dll 14. Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozali. Karangannya Kitab Ihya Ulumuddin, Misyakatul Anwar, Minhajul Qowim, Minhajul Abidin dll. 15. Abdul hamid Assyeikh Irsani. Karangannya kitab Al Milal Wannihal, Musoro’atul Fulasifah, dll. 16. Muhammad bin Umar Fakhrur Raazi, Karangannya Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll 17. Abidin Al Izzy, karangannya Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam. 18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya Kitab Al Aqidatul Kubro dll. 19. Imam Al Bajury, karangannya Kitab Jauhar Tauhid, dll. 20. Imam Ad Dasuqy, karangannya Kitab Ummul Barohin, dll. 21. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karangannya Kitab Sarah Jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll. 22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya Kitab Fathul Arifin, dll. 23. Muhammad An Nawawi Banten, karangannya Syarah Safinatunnaja, Sarah Sulamutaufiq, dll. Yang mayoritas ulama di Indonesia memakai karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan. 24. Syech Mahfudz At-Termasi mursyid Hadist Budhori matan ke-23, muridnya al – Syech Arsyad Al-Banjari - Banjarmasin– Syaikhona Kholil - Bangkalan Madura–Abdul Shomad Al-Palembangi- Palembang 25. KH. Hasyim Asy’Ari Pendiri NU. Guru KH Hasyim Asyari Sejumlah murid yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh Syaikhona Kholil bangkalan adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang, KH. Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang, KH. Bisri Syansuri Denanyar Jombang, KH As’ad Syamsul Arifin Sukorejo Situbondo, Kiai Cholil Harun Rembang, Kiai Ahmad Shiddiq Jember, Kiai Hasan Genggong Probolinggo, Kiai Zaini Mun’im Paiton Probolinggo, Kiai Abi Sujak Sumenep, Kiai Toha Bata-Bata Pamekasan, Kiai Usymuni Sumenep, Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri, Kiai Munawir Krapyak Yogyakarta, Kiai Romli Tamim Rejoso Jombang, Kiai Abdul Majid Bata-Bata Pamekasan. Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil Bangkalan. Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai, Syaikhona Kholil bangkalan adalah salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama yang disingkat NU. Dalam proses pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, dalam jangka dua tahun Kiai Hasyim Asy’ari melakukan shalat istikharah minta petunjuk kepada Allah, untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para pengikut ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah. Meskipun yang melakukan istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, akan tetapi petunjuk isyarah tersebut tidak jatuh ketangan Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan. Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama NU. Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama. Mereka orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya. Baca Habib Hamid Ungkap Kekaguman Habib Umar ke NU dan Indonesia Salah satu pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah, selain pendirian NU kepada kepada KH Hasyim Asy’ari, beliau meminta persetujuan waliyullah tanah Jawa. Yaitu Kanjeng Sunan Ampel. Mudah-mudahan bermanfaat dunia dan akhirat aamiin. [dutaislam/ka] Lho, KH. Hasyim Asy’ari Pernah Berfatwa Haji tak Wajib, Alasannya?KH. Hasyim Asy’ari, pendiri organisasi Nahdlatul Ulama NU, dikenal sebagai sosok ulama yang mumpuni. Hal ini dibuktikan dengan gelar yang diraih Mbah Hasyim—sapaan akrab untuk pendiri NU ini— yakni Hadratussyaikh atau Syekh yang artinya 'Maha Guru' menjadi gelar yang diberikan khususnya untuk orang yang benar-benar pantas mendapatkannya. Gelar ini berarti satu tingkat di atas gelar syekh. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Gelar tersebut disandang KH Hasyim Asy'ari sejak dari Makkah. Hal ini dikarenakan keilmuan KH Hasyim Asyari yang multiidisiplin ilmu. Yakni, selain menguasai berbagai disiplin keilmuan Islam fikih, tafsir, hadis, tasawuf, Bahasa Arab, dll secara mendalam, juga hafal kitab-kitab babon induk hadits dari Kutubus Sittah yang meliputi Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Bukhori Muslim, Sunan Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah. Karena kemampuan yang luar biasa inilah, beliau akhirnya dijuluki sebagai Maha Guru. Sampai saat ini, belum ada lagi seseorang yang mendapatkan julukan dengan gelar tersebut. Sebagai tokoh agama yang luar biasa, maka fatwa dan titah-titahnya sangat dinantikan. Satu hal yang dianggap kontroversi adalah soal haji. Tepatnya musim haji pada masa-masa menjelang kemerdekaan hingga beberapa tahun usai kemerdekaan Indonesia dari situs NU Online, jumlah jamaah Indonesia pada tahun 1941 M sampai 1949 atau 1359 H sampai 1368 H tidak dapat diketahui dengan pasti. Bahkan, dalam catatan Henry Chambert-Loir dalam Naik Haji di Masa Silam 2019 72, pada tahun-tahun masih berkecamuk perang dunia ke-2. Kemungkinan yang berangkat haji ada, namun tidak terdata dengan pasti. Selain perang dunia ke-2, salah satu faktornya terkait fatwa KH Hasyim Asy’ari, sebagai pemimpin tertinggi Masyumi mengeluarkan fatwa tidak wajib berhaji di tahun 1947.“Haram bagi umat Islam Indonesia meninggalkan tanah air dalam keadaan musuh menyerang untuk menjajah dan merusak agama. Karena itu, tidak wajib pergi haji di mana berlaku fardhu ain bagi umat Islam dalam keadaan melakukan perang melawan penjajahan bangsa dan agama.” Mursyidi dan Harahap, 1928 28 dalam Naik Haji di Masa Silam, 2019 72.Baca JugaAlasan Warga NU TahlilanKH Hasyim Asy'ari Tehur MenantunyaMuhammadiyah Juga Tahlilan?Sebagaimana diketahui, haji merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam, khususnya bagi yang mampu menunaikannya. Kemampuan ini tidak hanya diukur dari kondisi fisik dan finansial ongkos naik haji semata, tetapi juga terkait pengetahuan dan keluangan waktu dalam melaksanakannya. Namun sebagaimana ibadah lainnya, hukum berhaji juga dapat berubah sesuai illat atau sebab yang fatwa dari Kiai Hasyim itu tentu saja bukannya tanpa alasan kuat dan dasar pijakan yang kokoh. Kakek dari Presiden ke-3 RI, Gus Dur, itu melihat hal yang jauh lebih penting ketimbang sekadar melaksanakan ibadah haji yang kemaslahatannya hanya untuk pribadi. Sementara, ada hal yang lebih besar manfaatnya karena bisa dirasakan oleh orang banyak, yaitu kemerdekaan negara Indonesia yang sepenuhnya. Ya, fatwa tidak wajib berhaji itu ditengarai kondisi sosial politik yang mewajibkan umat Islam untuk mengangkat senjata dalam rangka melawan penjajah demi kemerdekaan sepenuhnya untuk negara diketahui, pada 22 Oktober 1945, Kiai Hasyim yang juga Rais Akbar NU itu mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad yang mewajibkan seluruh umat Islam maju ke medan tempur dalam peperangan pada radius diperbolehkannya shalat untuk menghentikan perlawanan perang yang sedemikian kuat, perwakilan Belanda di Indonesia Van der Plas menyediakan fasilitas pemberangkatan haji dan menjamin keamanannya. Tawaran demikian memang menggoda umat Islam Indonesia pada masanya. Karenanya, ada banyak orang juga yang tertarik untuk mendaftarkan dirinya untuk berangkat ke Tanah Suci. Namun, adanya fatwa Kiai Hasyim mengenai tidak wajib berhaji dan fardhu ain berperang membuat tawaran tersebut tidak Mun’im DZ dalam Kiai Hasyim Mengharamkan Haji Politis dalam Fragmen Sejarah NU 2016 271 mencatat ada dua hal yang menyebabkan pengeluaran fatwa itu. Pertama, Indonesia belum memiliki kapal untuk memberangkatkan rakyatnya berhaji. Jika berhaji dengan menggunakan fasilitas dari Belanda yang notabene adalah penjajah akan memberikan keuntungan bagi mereka dari sisi JugaAlasan Warga NU TahlilanKH Hasyim Asy'ari Tehur MenantunyaMuhammadiyah Juga Tahlilan? hasyim asyari NU haji tak wajib jamaah haji jemaah haji tak wajib haji fatwa haji fatwa kiai hasyim

sanad keilmuan kh hasyim asy ari